Korban SHC sering ditemukan dengan torso termakan habis api, tapi bagian bawah tubuh masih utuh.
Beberapa mengatakan korban SHC terbakar karena puntung rokok yang tidak dimatikan, tapi hal ini sama sekali tidak mungkin. Untuk membakar habis tubuh manusia dibutuhkan temperatur diatas 1.000 derajat celcius.
Tapi anehnya bila sebuah tubuh terlalap api sepanas +1.000 derajat celcius, kenapa perabotan-perabotan di sekitar korban SHC tidak pernah ikut terbakar?
Kasus SHC yang paling terkenal adalah yang terjadi pada Mary Reeser.
1951, St. Petersburg, Florida. Tuan tanah dari ruang apartment Mary Reeser menemukan kenop pintu kamar Mary panas tidak alami. Ia memanggil polisi.
Polisi menemukan sisa-sisa dari Mary Reeser, sebagian dari kaki kanan dan tulang punggungnya. Tengkoraknya ditemukan diantara abu tapi ukurannya sudah menyusut (sampai seukuran cangkir teh). Benda-benda plastik pada ruangan sudah meleleh dan kehilangan bentuk. Tembok ruangan menghitam tapi anehnya, tidak ada satupun furniture yang rusak.
Polisi lokal dan FBI kebingungan menjelaskan hal ini. Tidak ada yang bisa menjelaskan api yang melahap Mary Reeser.
Spoiler untuk kakinya rada DP:
Sampai saat ini sudah banyak teori mengenai terjadinya SHC, tapi tidak ada yang dapat menerangkan fenomena SHC sepenuhnya dengan tepat.
Beberapa teori yang cukup dikenal seperti:
Wick effect (efek lilin, dimana tubuh manusia sebagai lilinnya dan pakaian sebagai sumbu), gas metana pada usus yang menumpuk dan terbakar oleh enzim, korban terbakar oleh listrik statis dalam jumlah besar, dll.
No comments:
Post a Comment